Minggu, 12 Juni 2016

MENGAPA WANITA SUKA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS SESAMA JENIS

MENGAPA WANITA SUKA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS SESAMA JENIS

Hal yang sering menjadi pertanyaan pria adalah  MENGAPA WANITA SUKA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS SESAMA JENIS padhal dia memiliki wajah cantik dan tentu saja dengan wajah cantik tersebut dapat memikat lawan jenis akan tetapi mengapa dia lebih suka memilih sesama jenis....hal inilah yang sering di pertanyakan .

cinta merupakan sebuah perasaan yang tidak terkontrol. Tiba-tiba saja Anda bisa memiliki perasaan cinta pada seseorang yang baru Anda temui sedangkan pada teman dekat Anda perasaan tersebut belum muncul. Memang begitulah, cinta adalah misteri. Tak terkecuali jika tiba-tiba muncul perasaan cinta, suka, atau sekadar tertarik secara fisik atau seksual pada sesama jenis, hal tersebut juga tidak mampu untuk Anda kontrol.

Namun Ladies, pertanyaan yang diajukan adalah apakah normal untuk menyukai sesama jenis? Bagaimana tanggapan Anda? Jawabannya adalah tinggal Anda cocokkan dengan standar atau parameter siapa yang Anda gunakan. Mengapa demikian? Sebab banyak orang yang berpikir kodratnya adalah wanita untuk pria dan sebaliknya, jika ada wanita yang merasa terlahir untuk wanita lainnya maka hal tersebut termasuk kelainan.

Nah Ladies, laman advocatesforyouth.org telah mengadakan wawancara pada beberapa wanita yang menyukai sesamanya, atau Anda lebih kenal dengan istilah lesbian. Bagi mereka, untuk menyadari bahwa dirinya adalah seorang lesbian merupakan sesuatu yang berharga dan patut diapresiasi, sedangkan tentang normal atau tidaknya bagi mereka lesbian tidak beda dengan orang yang ‘lurus’ (menyukai lawan jenis).

Dalam masing-masing jiwa wanita lesbian, mereka menyadari bahwa mereka tidak sekadar tertarik secara seksual atau fisik saja pada teman wanitanya, namun mereka juga merasakan cinta. Perasaan mereka pun teruji ketika mereka sama-sama tidak ingin kehilangan atau ditinggalkan. Tapi Ladies, tentu parameter tentang normal tidaknya hanya Anda yang bisa tentukan; jika Anda menilai hal tersebut sebagai kelainan, tentu saja hal tersebut bukanlah masalah yang patut diperdebatkan.

Lesbianisme adalah salah satu bentuk penyimpangan seksual disebabkan adanya partnerseks yang abnormal. Yaitu dimana seorang wanita mendapatkan kepuasan seksual dengan melakukan hubungan seks dengan wanita yang lain. Penyebab masih perdebatan, satu sisi mengatakan disebabkan gen yang telah dibawa sejak lahir.

Namun banyak yang berpendapat bahwa lesbianisme distimulir oleh faktor-faktor eksogen atau faktor lingkungan. Faktor-faktor ini misalnya adanya pengalaman traumatik yang dialami seorang gadis cilik. Misalnya mempunyai ayah sangat dominan cenderung ‘jahat’ dan melakukan KDRT pada ibunya, pada akhirnya sampai ia dewasa sangat membenci laki-laki. Ketertarikan kepada sesama perempuan dan ogah dengan lelaki, menurut sebuah penelitian, lebih disebabkan karena kekecewaan yang berlebihan terhadap kaum lelaki. Implementasinya adalah dengan menjauhi dan berusaha dekat dengan sesama, karena punya perasaan yang sama pula. Kedekatan ini, lama-lama menimbulkan rasa sayang dan iba dengan sesama. Jadi akibat gagal membina hubungan heteroseksual.

Orang yang menjadi lesbian tidak selalu mempunyai ciri yang kuat yang membedakan dengan yang tidak lesbian. Ciri yang sering muncul misalnya memposisikan diri sebagai maskulin: penampilannya sangat maskulin, punya hobi maskulin, posesif, menunjukkan ketertarikan pada wanita, punya ciri khusus yang menjadi kesepakatan kaumnya. Sebaliknya ciri lesbi yang berperan sebagai feminim, biasanya penampilannya dingin, ketergantungan tinggi pada pasangannya, tidak mandiri, sering cemas, jaga jarak dengan wanita lain yang bukan pasangannya, sentimentil, dan adem ayem saja dengan laki-laki.

Tapi ini juga bukan ciri yang paten, atau tidak selalu muncul. Lesbian yang disebabkan lingkungan, tidak kronis, dan tidak berat, masih bisa dibantu dalam membelokkan orientasi seksualnya. Untuk melakukannya perlu terapi klinis serta menciptakan lingkungan yang benar-benar bisa mendukung. Bisa jadi seorang lesbian justru bisa menjadi biseksual (mencintai baik pria maupun wanita). Binaan yang paling tepat adalah dari sisi nurani, misalnya keagamaan, konseling psikologis, juga terus berkreasi secara positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar